Bab 1. Salat orang yang bepergian dan qasar salat
( HR.MUSLIM No:1105 )
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia
berkata: Awalnya tiap salat diwajibkan dua rakaat, baik di kediaman (tidak
sedang dalam bepergian) atau dalam perjalanan. Kemudian salat dalam perjalanan
tetap (dua rakaat) dan salat di kediaman ditambah.
( HR.MUSLIM No:1112 )
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Hafesh bin
Ashim ia berkata: Ibnu Umar bercerita kepada kami, ia berkata: Hai keponakanku!
Aku pernah menemani Rasulullah dalam suatu perjalanan beliau. Beliau salat
tidak lebih dari dua rakaat hingga beliau wafat. Aku juga pernah menemani Abu
Bakar dalam perjalanannya. Dia salat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia wafat.
Aku juga pernah menemani Umar. Dia salat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia
wafat. Aku temani Usman. Dia juga salat tidak lebih dari dua rakaat hingga ia
wafat. Allah berfirman: Sesungguhnya dalam diri Rasulullah ada suri teladan
bagi kalian.
( HR.MUSLIM No:1114 )
Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa Rasulullah saw.
menunaikan salat Zuhur di Madinah sebanyak empat rakaat dan di Dzul Hulaifah
sebanyak dua rakaat.
( HR.MUSLIM No:1118 )
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Kami pergi dari Madinah ke Mekah bersama Rasulullah saw. Beliau selalu salat
dua rakaat sampai beliau kembali (ke Madinah). Aku bertanya: Berapa lama
baginda akan tinggal di Mekah? Beliau menjawab: Sepuluh hari.
Bab 2. Mengqasar salat ketika berada di Mina
( HR.MUSLIM No:1119 )
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Dari
Rasulullah saw. bahwa beliau melakukan salat musafir di Mina dan di tempat lain
sebanyak dua rakaat.
( HR.MUSLIM No:1122 )
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.: Dari
Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Usman pernah mengimami salat kami di Mina
sebanyak empat rakaat. Hal itu diceritakan kepada Abdullah bin Masud. Dia
membaca istirja`: "Inna lillahi wa inna ilaihi raaji`uun ", (Sesungguhnya
kita adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali). Dia berkata: Aku
salat bersama Rasulullah saw. di Mina hanya dua rakaat. Aku juga pernah salat
bersama Abu Bakar Sidik di Mina sebanyak dua rakaat. Dan aku pernah salat
bersama Umar bin Khathab di Mina sebanyak dua rakaat. Mudah-mudahan akan
mendapat empat rakaat, yaitu dua rakaat, dua rakaat.
( HR.MUSLIM No:1123 )
Hadis riwayat Haritsah bin Wahab ra., ia
berkata: Aku pernah salat bersama Rasulullah saw. di Mina sebanyak dua rakaat
dan tidak ada manusia yang membicarakannya.
Bab 3. Salat di rumah saat turun hujan
( HR.MUSLIM No:1125 )
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah memerintahkan seorang muazin dalam malam yang dingin dan
hujan agar salat di rumah.
( HR.MUSLIM No:1128 )
Hadis riwayat Abdullah bin Abbas ra.: Bahwa ia
berkata kepada muazinnya pada hari yang hujan: Apabila engkau telah sampai pada
ucapan, "Asyhadu Al-laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammad ar
rasuulullah", maka jangan engkau lanjutkan dengan ucapan: "Hayya
`alas shalah". Katakan: "Shalluu fi buyutikum", (salatlah kalian
di rumah kalian). Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan: Orang-orang nampaknya
mengingkari hal itu. Apakah kalian heran dengan hal itu. Padahal hal tersebut pernah
dilakukan oleh seorang yang lebih baik dariku (Rasulullah saw.). Salat Jumat
adalah kewajiban. (Tetapi) saya tidak suka membuat kalian merasa berat,
berjalan di atas lumpur kotor.
Bab 4. Salat sunat di atas kendaraan saat perjalanan
( HR.MUSLIM No:1129 )
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa Rasulullah
saw. salat sunat ke arah untanya menghadap.
( HR.MUSLIM No:1137 )
Hadis riwayat Abdullah bin Amir bin Rabiah ra.:
Bahwa ayahnya pernah menyaksikan Rasulullah saw. melakukan salat sunat malam
dalam suatu perjalanan di atas punggung hewan tunggangannya, ke arah hewan itu
menghadap.
( HR.MUSLIM No:1138 )
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Dari Anas bin
Sirin, ia berkata: Kami pernah bertemu dengan Anas bin Malik ketika ia tiba di
Syam. Kami menjumpainya di Ain Tamar. Ketika itu aku melihat ia sedang salat di
atas keledai dan menghadap ke arah kiri kiblat. Aku berkata: Aku melihat engkau
salat menghadap bukan kiblat. Ia menjawab: Seandainya aku tidak melihat
Rasulullah saw. melakukannya, niscaya aku tidak akan melakukannya.
Bab 5. Boleh menjamak (menggabug) dua salat dalam satu waktu ketika dalam
perjalanan
( HR.MUSLIM No:1139 )
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. tergesa-gesa untuk bepergian, beliau menjamak
(menghimpun) salat Magrib dan Isyak.
( HR.MUSLIM No:1143 )
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah berangkat musafir sebelum matahari tergelincir (condong ke
Barat), beliau menangguhkan salat Zuhurnya ke waktu Asar. Kemudian beliau
berhenti singgah dan menjamak antara Zuhur dan Asar. Dan apabila ketika beliau
pergi, matahari telah condong ke Barat (tergelincir), maka beliau melakukan
salat Zuhur terlebih dahulu kemudian berangkat.
Bab 6. Menjamak (menggabung) dua salat tidak pada saat bepergian
( HR.MUSLIM No:1146 )
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah menjamak salat Zuhur dengan salat Asar, salat Magrib
dengan salat Isyak bukan pada saat cemas (perang) atau dalam perjalanan.
Bab 7. Meninggalkan salat dari kanan dan dari kiri
( HR.MUSLIM No:1156 )
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia
berkata: Janganlah seorang dari engkau memberikan peluang kepada setan untuk
menggoda dirinya bahwa salatnya tidak sah apabila ia tidak meninggalkan salat
dari arah kanannya. Saya sering melihat Rasulullah saw. berpaling dari arah
kirinya.
Bab 8. Makruh melakukan salat sunat ketika muazin sudah mengumandangkan
iqamat
( HR.MUSLIM No:1162 )
Hadis riwayat Abdullah bin Malik bin Buhainah
ra.: Bahwa Rasulullah saw. melewati seorang yang sedang salat, padahal salat
Subuh sudah didirikan. Beliau berbicara sesuatu kepada laki-laki yang tidak
kami ketahui apa yang dibicarakan. Ketika selesai, kami mengelilinginya dan
bertanya: Apa yang telah dikatakan Rasulullah saw. kepadamu? Ia berkata: Beliau
bersabda kepadaku: Hampir saja salah seorang dari kalian melakukan salat Subuh
sebanyak empat rakaat.
Bab 9. Sunat melakukan salat tahiyyatulmasjid dua rakaat, makruh duduk
sebelum salat sunat tersebut dan hal itu dianjurkan pada setiap waktu
( HR.MUSLIM No:1166 )
Hadis riwayat Abu Qatadah ra.: Bahwa Rasulullah
saw. bersabda: Apabila salah seorang kalian masuk mesjid, maka hendaklah ia
melakukan salat dua rakaat sebelum ia duduk.
( HR.MUSLIM No:1168 )
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia
berkata: Nabi saw. mempunyai tanggungan utang kepadaku, kemudian beliau
membayar dan melebihkannya kepadaku. Aku menemui beliau di mesjid. Lalu beliau
berkata kepadaku: Salat sunatlah dua rakaat.
Bab 10. Sunat melakukan salat dua rakaat di mesjid ketika pertama kali tiba
dari bepergian
( HR.MUSLIM No:1171 )
Hadis riwayat Kaab bin Malik ra.: Bahwa
Rasulullah saw. tidak tiba dari bepergian pada siang kecuali pada siang hari,
waktu Duha. Dan apabila beliau tiba, beliau awali datang ke mesjid, lalu salat
sunat dua rakaat kemudian duduk di sana.
Bab 11. Sunat salat Duha, sedikitnya dua rakaat, sempurnanya delapan rakaat
dan pertengahannya empat atau enam rakaat serta dorongan untuk menjaganya
( HR.MUSLIM No:1174 )
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Aku tidak
pernah melihat Rasulullah saw. melakukan salat sunat Duha, tetapi akulah yang
senantiasa melakukannya. Meskipun Rasulullah saw. tidak mengerjakannya, tetapi
beliau senang untuk melakukannya. Hal itu karena beliau khawatir manusia akan
mengerjakannya dan kemudian diwajibkan atas mereka.
( HR.MUSLIM No:1182 )
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Orang yang aku Cintai, yaitu Rasulullah saw. berpesan kepadaku akan tiga hal:
Puasa tiga hari pada tiap bulan, salat Duha dua rakaat dan salat witir sebelum
tidur.
Bab 12. Sunat melakukan salat sunat fajar dua rakaat dan dorongan untuk
melaksanakannya, meringankan salat tersebut, menjaganya serta penjelasan
tentang surat yang sunat dibaca dalam salat tersebut
( HR.MUSLIM No:1184 )
Hadis riwayat Hafshah ra.: Dari Ibnu Umar,
bahwa Hafshah, Ummul mukminin mengabarkan kepadanya bahwa ketika muazin selesai
dari azan salat Subuh, Rasulullah saw. melakukan salat sunat dua rakaat dengan
ringat sebelum salat Subuh dilaksanakan.
( HR.MUSLIM No:1187 )
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Adalah
Rasulullah saw. apabila mendengar suara azan selesai dikumandangkan, beliau
melakukan salat sunat fajar dua rakaat dan meringankan bacaan dalam salat
tersebut.
Bab 13. Keutamaan salat sunat rawatib, sebelum dan sesudah salat wajib
serta penjelasan tentang jumlahnya
( HR.MUSLIM No:1200 )
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Aku
salat sunat bersama Rasulullah saw., dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat
sesudah Zuhur, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isyak dan dua
rakaat sesudah Jumat. Adapun Magrib, Isyak dan Jumat, aku salat sunat rawatib
bersama Nabi saw. di rumah beliau.
Bab 14. Boleh salat sunat sambil berdiri atau duduk atau sebagian sambil
berdiri dan sebagian lagi sambil duduk
( HR.MUSLIM No:1205 )
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Aku tidak
pernah melihat Rasulullah saw. membaca suatu ayat pun dalam salat malam sambil
duduk kecuali setelah beliau sudah lanjut usia. Beliau membaca surat sambil
duduk hingga ketika surat yang dibacanya tinggal tiga puluh atau empat puluh
ayat, beliau membacanya sambil berdiri kemudian setelah itu beliau rukuk.
( HR.MUSLIM No:1209 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Abdullah bin
Syaqiq, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: Apakah Nabi saw. pernah salat
sambil duduk? Aisyah menjawab: Pernah, yaitu setelah beliau berusia lanjut.
Bab 15. Salat malam dan jumlah rakaat yang dilakukan Nabi saw. bahwa witir
itu satu rakaat dan salat satu rakaat adalah benar
( HR.MUSLIM No:1215 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Bahwa Rasulullah saw.
biasa melakukan salat malam sebanyak sebelas rakaat, satu rakaatnya adalah
salat witir. Setelah selesai salat, beliau lalu membaringkan tubuhnya miring ke
kanan sampai muazin mengumandangkan azan lalu beliau melakukan salat sunat dua
rakaat dengan pendek.
( HR.MUSLIM No:1219 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Abu Salamah bin
Abdurrahman bahwa ia bertanya kepada Aisyah ra.: Bagaimana salat Rasulullah
saw. pada bulan Ramadan? Ia menjawab: Baik di bulan Ramadan maupun di bulan
lainnya, Rasulullah saw. melakukan salat sunat tidak lebih dari sebelas rakaat.
Beliau melakukannya empat rakaat dan jangan engkau tanyakan tentang
kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau melakukan empat rakaat lagi dan
jangan pula engkau tanyakan tentang kesempurnaan dan lamanya. Kemudian beliau
salat tiga rakaat. Aisyah berkata: Aku lalu bertanya: Wahai Rasulullah, apakah
baginda tidur sebelum melakukan salat witir? Beliau bersabda: Wahai Aisyah,
sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku terjaga.
( HR.MUSLIM No:1223 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Abu Ishak, ia
berkata: Aku bertanya kepada Aswad bin Yazid tentang apa yang diceritakan oleh
Aisyah kepadanya mengenai salat Rasulullah saw. Katanya: Rasulullah tidur pada
permulaan malam dan bangun pada akhir malam. Kemudian apabila beliau punya
kebutuhan terhadap istrinya, maka beliau akan memenuhi kebutuhan tersebut,
kemudian tidur. Ketika terdengar azan pertama, beliau segera bangun untuk
mengambil air. Jika tidak sedang dalam keadaan junub, beliau hanya berwudu
seperti wudu untuk salat. Kemudian beliau melakukan salat sunat dua rakaat.
Bab 15. Salat malam dan jumlah rakaat yang dilakukan Nabi saw. bahwa witir
itu satu rakaat dan salat satu rakaat adalah benar
( HR.MUSLIM No:1225 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Masruq, ia
berkata: Aku bertanya kepada Aisyah tentang amal yang dilakukan Rasulullah saw.
Dia menjawab: Beliau senang beramal yang berkesinambungan. Aku bertanya Lagi:
Kapan beliau mengerjakan salat? Aisyah menjawab: Apabila mendengar suara ayam
jantan berkokok beliau segera bangun dan melakukan salat.
( HR.MUSLIM No:1226 )
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Aku tidak
pernah mendapati Rasulullah saw. pada akhir malam sebelum Subuh di rumahku atau
di sisiku, kecuali beliau sedang tidur.
( HR.MUSLIM No:1227 )
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Adalah
Rasulullah saw. apabila selesai melakukan salat dua rakaat, sunat fajar dan
jika aku sudah bangun, maka beliau akan bercakap denganku dan kalau belum
bangun, maka beliau akan rebahan.
( HR.MUSLIM No:1228 )
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. biasa melakukan salat malam. Apabila hendak melakukan salat
witir beliau bersabda: Bangunlah dan lakukan salat witir, wahai Aisyah.
( HR.MUSLIM No:1230 )
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Setiap
bagian waktu malam, Rasulullah saw. pasti melakukan salat witir dan beliau
menyudahi witirnya sampai waktu sahur.
Bab 16. Salat malam dan orang yang tertidur atau sakit sehingga tidak dapat
melakukannya
( HR.MUSLIM No:1233 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Dari Zurarah, bahwa
Saad bin Hisyam bin Amir ingin berperang di jalan Allah. Ketika datang ke
Madinah, ia bertemu dengan beberapa orang dari penduduk Madinah. Mereka
melarang Saad bin Hisyam melaksanakan keinginannya tersebut dan mereka
mengabarkannya bahwa pada masa Nabi saw. ada enam orang sahabat bermaksud
seperti itu tetapi Rasulullah saw. melarang mereka dan beliau bersabda:
Bukankah aku adalah suri teladan bagi kalian semua? Mendengar cerita mereka itu
Saad lalu merujuk istrinya yang sudah diceraikan serta mengambil saksi atas
rujuknya itu. Setelah itu ia menemui Ibnu Abbas dan bertanya tentang salat
witir Rasulullah saw. Ibnu Abbas berkata: Maukah engkau aku tunjukkan seseorang
yang paling tahu witirnya Rasulullah? Saad menjawab: Siapakah ia? Ibnu Abbas
menjawab: Aisyah ra. Temui dan bertanyalah kepadanya. Setelah itu datanglah
kepadaku dan kabarkan apa jawabannya. Kemudian aku berangkat menemuinya. Di
perjalanan aku bertemu dengan Hakim bin Aflah. Aku minta ditemani untuk
menemuinya (Aisyah). Lalu ia (Hakim) berkata: Aku bukan kerabatnya dan aku
pernah melarangnya berbicara sesuatu tentang (sengketa) dua golongan itu,
tetapi ia enggan dan terus pada sikapnya. Kemudian aku yakinkan dengan
bersumpah di hadapannya (Hakim). Kami pun akhirnya berangkat menemui Aisyah.
Kami minta izin kepadanya dan dipersilakan. Kami masuk ke rumahnya. Aisyah
bertanya: Apakah ini Hakim? Ia mengenalnya, maka ia (Hakim) menjawab: Benar. Ia
(Aisyah) bertanya lagi: Siapa yang bersamamu? Hakim menjawab: Saad bin Hisyam.
Aisyah bertanya lagi: Hisyam siapa? Hakim menjawab: Hisyam bin Amir. Aisyah
lalu berdoa semoga Allah memberi rahmat kepada Amir serta mengatakan hal-hal
yang baik tentangnya. Qatadah berkata bahwa ia luka-luka ketika perang Uhud.
Aku bertanya: Wahai Ummul Mukminin! Terangkan kepadaku mengenai akhlak Rasulullah
saw. Aisyah menjawab: Bukankah engkau membaca Alquran? Aku menjawab: Tentu.
Aisyah berkata: Sesungguhnya akhlak Nabi saw. adalah Alquran. Waktu itu aku
hendak berdiri untuk pamitan dan aku sudah bertekad untuk tidak bertanya kepada
siapa pun tentang sesuatu apapun sampai aku meninggal dunia. Namun mendadak aku
teringat sesuatu, maka aku bertanya: Terangkan kepadaku tentang salat malam
Rasulullah saw. Ia (Aisyah) menjawab: Bukankah engkau pernah membaca firman
Allah: "Wahai orang yang berselimut?" Aku menjawab: Benar. Ia
(Aisyah) berkata: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung telah
mewajibkan salat malam pada awal surat tersebut. Dan selama satu tahun Nabi
saw. adn para sahabat melaksanakan kewajiban itu. Selama dua belas bulan,
kelanjutan ayat tersebut ditahan Allah di langit, sampai pada bagian akhir
surat tersebut akhirnya diturunkan Allah yang berisi keringanan. Sejak saat itu
hukum salat malam menjadi sunat, tidak wajib. Aku berkata lagi: Wahai Ummul
Mukminin! Terangkan kepadaku mengenai salat witir Rasulullah saw. Aisyah
menjawab: Saya biasa menyediakan alat siwak dan air untuk wudu beliau. Atas
kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari. Setelah bersiwak dan berwudu,
beliau melakukan salat sebanyak sembilan rakaat dan hanya duduk pada rakaat
yang kedelapan. Setelah berzikir, memuji dan berdoa kepada Allah, beliau
bangkit dan tidak salam. Kemudian beliau berdiri meneruskan rakaat yang
kesembilan. Lalu duduk seraya berzikir kepada Allah, menuju dan berdoa
kepada-Nya, kemudian mengucapkan salam yang terdengar olehku. Sesudah salam
masih dalam keadaan duduk, beliau melakukan salat dua rakaat lagi. Jadi
semuanya berjumlah sebelas rakaat. Namun ketika Nabi saw. berusia lanjut dan
kian gemuk, beliau hanya melakukan salat sunat witir sebanyak tujuh rakaat
saja. Beliau lakukan di dalam kedua rakaat itu seperti yang beliau lakukan pada
yang pertama. Jadi jumlahnya sembilan. Nabi saw. jika melakukan salat, maka
beliau suka untuk terus melestarikannya. Apabila beliau berhalangan, misalnya
tertidur atau sakit sehingga tidak dapat malakukan salat malam, maka beliau
akan melakukan di siang hari sebanyak dua belas rakaat. Aku tidak pernah
menjumpai Nabi saw. membaca Alquran seluruhnya dalam satu malam dan aku juga
tidak pernah menjumpai Nabi saw. melakukan salat semalaman sampai Subuh atau
melakukan puasa sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Setelah mendengar
jawaban dari Aisyah tersebut, aku menemui Ibnu Abbas dan menceritakannya
kembali kepadanya. Kata Ibnu Abbas: Aisyah benar. Seandainya aku dekat atau
boleh menemuinya, niscaya akan aku datangi sendiri ia sehingga ia bercerita
langsung kepadaku. Aku berkata: Kalau aku tahu engkau tidak boleh menemuinya,
aku tidak akan menceritakan kepadamu ceritanya tersebut.
Bab 17. Salat malam itu dua rakaat dua rakaat dan salat witir itu sebaiknya
dilakukan pada akhir malam
( HR.MUSLIM No:1239 )
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa seorang
lelaki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang salat malam. Beliau menjawab:
Salat malam itu dua rakaat dua rakaat. Apabila salah seorang dari kalian
khawatir akan masuk waktu salat Subuh, maka hendaklah ia salat witir satu
rakaat untuk mengganjilkan salat sebelumnya.
( HR.MUSLIM No:1244 )
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Barang
siapa yang salat malam, maka hendaklah ia akhiri salat itu dengan witir, karena
Rasulullah saw. memerintahkan hal itu.
Bab 18. Dorongan berdoa dan berzikir pada akhir malam dan pengabulan doa
pada waktu itu
( HR.MUSLIM No:1261 )
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah
saw. bersabda: Tuhan kita Yang Maha Suci lagi Maha Luhur setiap malam turun ke
langit dunia ketika malam tinggal sepertiga terakhir. Dia berfirman: Barang
siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permohonannya. Dan barang
siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.
Bab 19. Dorongan melakukan salat malam bulan Ramadan, yaitu salat tarawih
( HR.MUSLIM No:1266 )
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mendirikan salat malam bulan
Ramadan karena iman dan mengharap rela Allah, maka ia akan diampuni dosanya
yang telah lalu.
( HR.MUSLIM No:1270 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Bahwa pada suatu
malam Rasulullah saw. salat di mesjid, lalu datang beberapa orang ikut salat
bersama beliau, kemudian pada malam selanjutnya, manusia semakin banyak yang
ikut salat bersama beliau. Kemudian pada malam yang ketiga atau keempat banyak
sekali orang yang berkumpul menunggu Rasulullah saw., tetapi Rasulullah saw.
tidak keluar menemui mereka. Pada pagi harinya, beliau bersabda: Aku melihat
apa yang kalian lakukan. Sebenarnya tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar
salat bersama kalian kecuali karena aku khawatir kalau hal ini akan diwajibkan
atas kalian. Perawi mengatakan: Itu terjadi pada bulan Ramadan.
Bab 20. Doa dalam salat malam dan menghidupkan malam dengan ibadah
( HR.MUSLIM No:1274 )
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Suatu
malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Pada malam tersebut Nabi saw.
bangun lalu memenuhi hajatnya. Setelah membasuh wajah dan kedua tangannya,
beliau tidur, kemudian bangun lagi. Setelah itu beliau menuju ke gerabah (yaitu
tempat untuk menyimpan air terbuat dari kulit) lalu membuka penutupnya.
Kemudian beliau berwudu sebaik dan sesempurna mungkin lalu beliau salat.
Melihat beliau berdiri untuk salat, aku pun ikut salat. Aku bergegas wudu
dengan diam-diam. Semula aku memilih tempat di sebelah kiri, namun kemudian
beliau menarik tanganku supaya aku pindah ke sebelah kanan saja. Rasulullah
saw. secara sempurna melakukan salat malam sebanyak tiga belas rakaat. Setelah
sejenak rebahan, beliau lantas tidur hingga mendengkur. Dan kebiasaan beliau
kalau tidur memang mendengkur. Lalu Bilal datang dan mengumandangkan azan
salat. Nabi bergegas bangun lalu salat tanpa wudu terlebih dahulu. Doa yang
beliau panjatkan ialah: Ya Allah, nyalakan dalam hatiku suatu cahaya, pada
pandanganku suatu cahaya, dari arah kananku suatu cahaya, dari arah kiriku
suatu cahaya, di atasku suatu cahaya, di belakangku suatu cahaya, dan di
depanku suatu cahaya, di belakangku suatu cahaya, dan limpahkanlah cahaya
kepadaku.
( HR.MUSLIM No:1285 )
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia
berkata: Aku bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Kami tiba di
sebuah jalan yang menghubungkan pada suatu tempat yang ada air. Rasulullah saw.
bertanya: Tidakkah engkau dan untamu ingin mendapatkan air, wahai Jabir? Aku
menjawab: Tentu. Rasulullah saw. lalu turun. Seperti halnya aku, beliau pergi
memenuhi hajatnya. Seterusnya aku menyediakan air wudu untuk beliau. Setelah
wudu, beliau bersiap-siap untuk salat dengan satu kain yang kedua ujungnya
diikat. Aku berdiri di belakang beliau. Lalu beliau memegang telingaku agar aku
pindah ke sebelah kanan beliau.
( HR.MUSLIM No:1288 )
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.: Bahwa Rasulullah
saw. apabila bangun tengah malam untuk menunaikan salat, beliau berdoa: Ya
Allah, segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya langit dan bumi. Segala puji
bagi-Mu. Engkau adalah pemelihara langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau
adalah Tuhan langit dan bumi serta semua yang ada padanya. Engkau adalah yang
hak, janji-Mu adalah hak, firman-Mu adalah hak, perjumpaan dengan-Mu adalah hak,
surga adalah hak, neraka adalah hak, hari kiamat adalah hak. Ya Allah,
kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal.
Ke pangkuan-Mu aku pulang. Kepada-Mu aku mengadu. Dengan (nama) Mu aku
memutuskan. Maka ampunilah aku, ampunilah dosa-dosaku, baik yang telah lewat
maupun yang akan datang, yang aku lakukan secara diam-diam maupun yang
terang-terangan. Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau.
Bab 21. Sunat memperpanjang bacaan dalam salat malam
( HR.MUSLIM No:1292 )
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.: Dari Abu
Wail, ia berkata: Abdullah berkata: Aku pernah salat bersama Rasulullah saw.,
beliau memperpanjang (bacaan), sampai aku berniat yang bukan-bukan. Dikatakan:
Apa yang engkau niatkan? Ia berkata: Aku berniat untuk duduk dan membiarkan
beliau.
Bab 22. Mengenai orang yang tidur semalam suntuk sampai pagi
( HR.MUSLIM No:1293 )
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia
berkata: Dilaporkan kepada Rasulullah saw. tentang seorang yang tidur pada
malam hari sampai pagi. Beliau bersabda: Orang itu telah dikencingi setan kedua
telinganya.
( HR.MUSLIM No:1294 )
Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra.: Bahwa
Nabi saw. pernah datang pada malam hari ke rumah Ali dan Fatimah. Beliau
bertanya: Tidakkah kalian akan salat? Ali menjawab: Wahai Rasulullah,
sesungguhnya jiwa kami berada pada kekuasaan Allah. Jika Allah berkehendak
membangunkan kami, maka Dia akan bangunkan kami (dan kami akan salat). Kemudian
Rasulullah saw. pergi setelah aku berkata demikian. Kemudian sambil
meninggalkan tempat dan menepuk pahanya, Ali mendengar beliau bersabda: Dan
manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
( HR.MUSLIM No:1295 )
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw.
bersabda: Setan itu akan mengikat tengkuk salah seorang engkau yang tengah
tidur dengan tiga ikatan sehingga engkau tidur semalaman. Apabila seorang di
antara engkau bangun seraya menyebut nama Allah, maka lepaslah ikatan pertama.
Lalu apabila ia berwudu, maka lepaslah ikatan kedua. Dan apabila diteruskan
dengan salat, maka lepaslah ikatan ketiga, sehingga ia akan bersemangat dan
berhati jernih. Kalau tidak, maka hatinya akan kusut dan malas.
Bab 23. Sunat melakukan salat sunat di rumah dan boleh di mesjid
( HR.MUSLIM No:1296 )
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Nabi saw.,
beliau bersabda: Laksanakanlah salat sunat di rumah kalian dan janganlah engkau
jadikan rumah kalian itu seperti kuburan.
( HR.MUSLIM No:1299 )
Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw.,
beliau bersabda: Perumpamaan rumah yang tempat mengingat Allah dan rumah yang
bukan tempat mengingat Allah adalah seperti perumpamaan orang hidup dan orang
mati.
Bab 23. Sunat melakukan salat sunat di rumah dan boleh di mesjid
( HR.MUSLIM No:1301 )
Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra., ia berkata:
Rasulullah saw. membatasi suatu tempat dengan alas atau tikar. Lalu beliau
keluar untuk salat di situ. Beberapa orang sahabat mengamati tempat tersebut
dan lain waktu mereka datang untuk melakukan salat di tempat beliau itu. Pada
suatu malam mereka datang dan Rasulullah saw. tidak mau keluar menemui mereka.
Lantas mereka berteriak mamanggilnya bahkan ada yang melempari pintu dengan
batu-batu kecil. Dengan marah, Rasulullah saw. keluar menemui mereka dan
bersabda: Kalian masih saja melakukan apa yang kalian buat sampai aku menyangka
bahwa hal itu (salat sunat) akan diwajibkan kepada kalian. Kalian harus salat
sunat di rumah kalian, karena sebaik-baik salat seseorang adalah di rumahnya,
kecuali salat wajib.
Bab 24. Mengenai orang yang mengantuk dalam salat sehingga jadi kabur
bacaan Alquran atau zikirnya, sebaiknya ia tidur atau duduk saja sampai kantuk
itu hilang
( HR.MUSLIM No:1306 )
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. masuk mesjid dan didapati ada seutas tali direntangkan di
antara dua tiang. Beliau bertanya: Apa ini? Para sahabat menjawab: Untuk
Zainab, ia hendak salat, kalau ia merasa malas atau lemas di tengah salat maka
ia berpegangan pada tali tersebut. Rasulullah saw. bersabda: Lepaskan tali itu.
Hendaklah setiap orang dari kalian salat dengan kekuatannya sendiri. Jika ia
sedang malas atau merasa lemah, maka hendaklah ia duduk.
( HR.MUSLIM No:1309 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda:
Jika salah seorang dari kalian mengantuk dalam salat, maka duduklah sampai
hilang rasa kantuk itu. Sebab jika salah seorang dari kalian salat dengan
mengantuk, maka pikirannya hilang, mungkin ia ingin meminta ampunan, tetapi
malah mencaci dirinya sendiri.
Bab 25. Perintah untuk membiasakan membaca Alquran dan makruh mengatakan:
Aku lupa ayat ini, tapi hendaklah berkata: aku itu dilupakan dariku
( HR.MUSLIM No:1311 )
Hadis riwayat Aisyah ra.: Bahwa Nabi saw.
mendengar seorang laki-laki membaca Alquran tengah malam. Beliau bersabda:
Semoga Allah merahmatinya. Sungguh ia telah mengingatkan aku ayat ini dan ayat
ini yang aku terlupa ayat surat ini dan surat ini.
( HR.MUSLIM No:1313 )
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal Alquran
adalah seperti unta yang ditambatkan. Apabila ia menjaganya, maka unta itu akan
tetap pada tempatnya dan apabila ia lepaskan ikatannya, maka ia akan pergi.